Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang
mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang
berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat
kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
- Kalimat Majemuk Setara
- Kalimat Majemuk Rapatan
- Kalimat Majemuk Bertingkat
- Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat
majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran yaitu
gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.
Contoh:
- Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
- Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
- Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
- Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya. (kalimat majemuk campuran)
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata
yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah
satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara
lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik
turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru
(!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis,
harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki
kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah
frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.
Perhatikan contoh berikut!
(a) Ayah memberitahukan berita itu.
(b) Aku mendapat juara pertama.
(c) Ibu sangat terkejut
(d) Ayah memberitahukan bahwa aku mendapat juara pertama dan ibu sangat terkejut.
(b) Aku mendapat juara pertama.
(c) Ibu sangat terkejut
(d) Ayah memberitahukan bahwa aku mendapat juara pertama dan ibu sangat terkejut.
Kalimat (a),
(b) dan (c) pada contoh di atas digabungkan menjadi sebuah kalimat (d).
Perhatikan kalimat hasil penggabungan itu. Kalimat (d) sebagai hasil
penggabungan memiliki 3 klausa dan salah satu klausanya berposisi
sebagai anak kalimat, yaitu aku mendapat juara pertama. Itu
merupakan anak kalimat pengganti objek pada kalimat
ayah memberitahukan. Adapun, kalimat ibu sangat terkejut merupakan
klausa yang setara dengan kalimat ayah memberitahukan. Kalimat seperti
contoh (d) di atas adalah kalimat majemuk campuran, yaitu kalimat yang
memiliki paling sedikit 3 klausa dan salah satu dari klausa itu ada
yang menjadi anak kalimat.
Contoh:
(a) Adik sedang bermain di kamarnya.
(b) Ibu menyiapkan makanan di dapur.
(c) Aku terjatuh dari sepeda di halaman.
(d) Ketika aku terjatuh dari sepeda di halaman, adik sedang bermain di kamarnya sedangkan ibu menyiapkan makanan di dapur.
Berdasarkan Isi atau Fungsinya
- Kalimat Perintah adalah kalimat yang bertujuan untuk memberikan perintah kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah dalam bentuk lisan biasanya diakhiri dengan intonasi yang tinggi, sedangkan pada bentuk tulisan kalimat ini akan diakhiri dengan tanda seru (!).
Beberapa bentuk kalimat perintah :
1.
Kalimat Perintah Permintaan, contoh:
Tolong, tutup pintu itu!
2.
Kalimat Perintah Larangan, contoh: Jangan
membuang sampah sembarangan!
3.
Kalimat Perintah Ajakan, contoh: Marilah
kita bersama-sama melestarikan kebudayaan Indonesia!
- Kalimat Berita adalah kalimat yang isinya mengabarkan atau menginformasikan sesuatu. Dalam penulisannya kalimat ini diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya kalimat ini akan diakhiri dengan intonasi yang menurun. Biasanya kalimat berita akan berakhir dengan pemberian tanggapan dari pihak yang mendengar kalimat berita ini.
Beberapa bentuk kalimat berita:
1.
Kalimat Berita Kepastian, contoh: Kita
akan berangkat ke bandara besok siang.
2.
Kalimat Berita Pengingkaran, contoh:
Saya tidak akan menghadiri rapat hari ini.
3.
Kalimat Berita Kesangsiang, contoh: Guru
itu kemungkinan tidak memiliki kinerja yang baik.
4.
Kalimat Berita Bentuk Lain, contoh: Saya
tidak tahu kenapa orang itu selalu datang ke rumah kami.
- Kalimat Tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk mendapatkan informasi, biasanya kalimat ini akan diakhiri dengan pemberian tanda tanya (?). Kata Tanya yang sering digunakan untuk membuat kalimat Tanya ini ialah bagaimana, dimana, kemana, kapan, berapa, siapa, mengapa.
Contoh:
Bagaimana pemerintah menyelesaikan krisis ekonomi saat ini?
Dimana peristiwa itu terjadi?
Kemana korban bencana alam itu diungsikan?
Kapan mereka akan menyerahkan tugas perkuliahan itu?
Berapa banyak dana yang sudah terkumpul?
Siapa yang akan terpilih menjadi ketua pelaksana di acara
tersebut?
Mengapa orang-orang itu berhamburan pergi keluar gedung?
- Kalimat Seruan adalah kalimat yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan. Dalam pelafalan biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi, sedangkan dalam penulisannya kalimat seruan akan diakhiri dengan tanda seru (!) atau tanda titik (.).
Contoh :
Wah, indah sekali pemandangan itu!
Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat yang dilihat dari unsur
kalimatnya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
- Kalimat Lengkap adalah kalimat yang setidaknya masih memiliki sebuah subjek dan sebuah predikat. Kalimat majas juga bisa dikategorikan sebagai kalimat lengkap.
Contoh :
Kami membersihkan kelas bersama-sama.
- Kalimat Tak Lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna. Kalimat dengan bentuk tidak sempurna kadang hanya berupa sebuah subjek saja, atau sebuah predikat, bahkan ada yang hanya berupa objeknya saja atau keterangannya saja. Kalimat tidak lengkap ini sering dipakai untuk kalimat semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan, dan kekaguman.
Contoh:
Selamat siang!
Tegakkan disiplin.
Tutup pintu itu!
Kenapa diam?
Ayo, berangkat!
Terima kasih.
Wah, sangat cantik!
Jangan dilempar!
Hai!
Astaga, indahnya!
Berdasarkan
Pola Subjek - Predikat
Kalimat yang dilihat dari struktur
Subjek & Predikatnya dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
- Kalimat Versi
Kalimat versi ini dicirikan dengan adanya kata predikat yang
mendahului kata subjek. Kalimat versi biasanya dipakai untuk penekanan atau
ketegasan makna. Kata yang pertama kali muncul pada kalimat versi merupakan
tolak ukur yang akan mempengaruhi makna kalimat, bahkan kata itu pula yang akan
menimbulkan suatu kesan pada pendengarnya.
Contoh:
Bawa buku itu kemari!
Keterangan:
Bawa =
Predikat
buku itu kemari!
= Subjek
- Kalimat Inversi
Kalimat inversi merupakan kalimat yang sesuai dengan susunan
pola kalimat dasar Bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
¤ Kami membeli peralatan sekolah di toko itu.
Keterangan:
Kami = Subjek
membeli =
Predikat
peralatan sekolah
= Objek
di toko itu
= Keterangan
¤ Tukang itu sedang membuat pondasi rumah.
Keterangan:
Tukang itu
= Subjek
sedang membuat
= Predikat
pondasi rumah
= Objek
¤ Barang-barang ini akan dijual di pasar.
Keterangan:
Barang-barang ini = Subjek
akan dijual
= Predikat
di pasar =
Keterangan
Berdasarkan
Gaya Penyajiannya
Berdasarkan gaya penyajiannya
kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
- Kalimat yang melepas
Kalimat ini akan terwujud jika kalimat majemuk diawali
dengan induk kalimat (kalimat utama) dan diikuti oleh anak kalimat. Gaya
penuilisan itu disebut gaya penyajian melepas.
Contoh:
Saya akan diizinkan pergi dengan teman-teman jika saya
selesai mengerjakan pekerjaan rumah.
Keterangan:
Saya akan diizinkan pergi dengan teman-teman (induk kalimat/kalimat utama)
jika saya selesai mengerjakan pekerjaan rumah. (anak kalimat)
- Kalimat yang klimaks
Kalimat ini akan terbentuk jika anak kalimat berada di awal
kalimat majemuk dan diikuti oleh kalimat utama (induk kalimat).
Contoh :
Karena pola makan yang tidak teratur, penyakit Maagnya
sering kambuh.
Keterangan:
Karena pola makan yang tidak teratur (anak kalimat)
penyakit Maagnya sering kambuh. (induk kalimat/kalimat utama)
- Kalimat yang berimbang
Kalimat ini biasanya disusun dalam bentuk kalimat majemuk
setara atau kalimat majemuk campuran. Gaya penyajian seperti ini ialah untuk
memperlihatkan kesejajaran bentuk dan informasinya.
Contoh:
Harga pangan saat ini makin melonjak, pedagang dan konsumen
mempermasalahkan harga yang semakin naik.
Berdasarkan
Subjeknya
Berdasarkan subjeknya kalimat dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
- Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang unsur subjeknya melakukan
suatu tindakan (pekerjaan). Untuk predikatnya sendiri dalam kalimat ini berupa
kata kerja yang berawalan “me-“ dan “ber-“, selain itu juga dapat berupa kata
kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan “me-“ seperti: mandi, pergi, dll
(kecuali makan & minum)
Contoh:
Imbuhan "me-"
Koki itu membuat menu baru untuk restorannya.
Imbuhan "ber-"
Kami bermain di taman.
Kalimat aktif dapat dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
·
Kalimat
Aktif Transitif adalah kalimat yang dapat diikuti
oleh objek penderita. Predikatnya biasanya berawalam “me-“ dan selalu dapat
dirubah kedalam bentuk kalimat pasif yang predikatnya berawalan “di-“.
Contoh:
Kami membuat kue.
(kalimat aktif) dapat dirubah menjadi Kue dibuat oleh kami. (kalimat
pasif)
·
Kalimat
Aktif Intransitif adalah kalimat yang tidak dapat
diikuti oleh objek penderita. Predikat pada kalimat ini biasanya berawalan
“ber-“. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
Kami berjaga diluar rumah.
Andi berteriak dari dalam kamar mandi.
·
Kalimat Semi
Transitif adalah jenis kalimat yang tidak
dapat dirubah kedalam bentuk pasif, hal itu dikarenakan adanya unsur pelengkap
bukannya objek.
Contoh:
Adiknya menyerupai Rain.
Keterangan:
Adiknya = Subjek
menyerupai
= Predikat
Rain =
Pelengkap
Tata tertib ini berdasarkan keputusan bersama.
Keterangan:
Tata tertib ini
= Subjek
berdasarkan
= Predikat
Keputusan bersama
= Pelengkap
Dia menjadi ketua kelas.
Keterangan:
Dia = Subjek
menjadi =
Predikat
ketua kelas
= Pelengkap
- Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu
tindakan. Kalimat bentuk ini memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan
“di-“ dan “ter-“ dan diikuti kata depan “oleh”. Kalimat pasif dapat dibedakan
menjadi 2 bentuk, yaitu:
·
Kalimat
Pasif Biasa adalah kalimat pasif yang terdapat
di kalimat aktif transitif. Untuk predikatnya sendiri selalu berawalan dengan
imbuhan “di-“, “ter-“ dan “ke-an”.
Contoh:
Sampah dibuang Rina.
Barang itu dijual paman.
·
Kalimat
Pasif Zero adalah kalimat yang unsur objek
pelaku berdekatan dengan unsur objek penderita tanpa ada sisipan dari kata yang
lain. Ciri lainnya ialah unsur predikat berakhiran “-kan” sehingga membuat
awalan “di-“ menghilang dari predikat. Predikat juga bisa menggunakan kata
dasar yang bersifat kata kerja, kecuali kata kerja "aus" (kata kerja
yang tidak bisa menggunakan awalan “me-“ dan “ber-“)
Contoh:
akan saya sampaikan pesanmu.
Saya berikan bukuku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar